Rupiah melemah tipis enam poin menjadi Rp 14.894 per dolar AS pada penutupan perdagangan pekan ini dibandingkan kemarin. Kendati demikian, rupiah menguat 0,6% dalam sepekan di tengah pertemuan tiga bank sentral tersebut.
Rupiah melemah ke Rp 14.900 pada pembukaan pagi ini. Namun, rupiah berhasil menguat sejak pukul 10.00 WIB pagi tadi dan sempat menyentuh di bawah level penutupan kemarin di Rp 14.881 per dolar AS pada pukul 10.20 WIB.
Rupiah justru berhasil menguat 0,6% dibandingkan pekan lalu. Nilai tukar rupiah bergerak flat sejak awal pekan, namun berbalik menguat tajam pada perdagangan Kamis (2/2) setelah bank sentral AS, The Federal Reserve, mengumumkan kenaikan suku bunga sesuai dengan ekspektasi pasar sebesar 25 bps.
Mata uang Asia lainnya, yang terkoreksi tajam pada pagi hari, bergerak mixed sore ini. Penguatan terjadi pada yen Jepang 0,04% rupee India 0,19%, baht Thailand 0,06% dan peso Filipina 0,34%. Sebaliknya, ringgit Malaysia melemah 0,31% bersama dengan yuan China 0,19%, Korea Selatan naik 0,73%, dolar Singapura 0,12% dan dolar Hong Kong 0,03%.
Pergerakan rupiah hari ini sejalan dengan respon pasar terhadap keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Inggris (BoE) masing-masing sebesar 50 basis poin tadi malam. Meski masih menaikkan suku bunga secara agresif, kedua bank sentral utama dunia tersebut memberikan sinyal dovish.
“Rupiah berpotensi melemah akibat rebound terhadap dolar AS setelah BoE dan ECB bernada dovish ketika menyatakan upaya melawan inflasi akan membuahkan hasil,” ujar Lukman dalam catatan pagi ini, Jumat (3/2).
Mengutip data Bloomberg, indeks dolar AS (DXY), yang membandingkan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, sore ini naik 0,01% menjadi 101,76.
ECB menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin semalam dan sangat menyerukan kenaikan jumlah yang sama bulan depan. Dia mengatakan risiko saat ini lebih seimbang, dan selanjutnya akan menilai kebijakan moneternya. Ini memberikan sinyal dovish meskipun masih berencana menaikkan suku bunga setengah persen lagi bulan depan.
BoE juga menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin semalam, tetapi memberikan sinyal dovish, mengatakan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya dan mengingkari janjinya untuk melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif.
Pasar juga mengamati dengan seksama rilis data pekerjaan AS tadi malam yang menunjukkan perbaikan lanjutan. Jumlah klaim pengangguran baru turun ke level terendah sembilan bulan minggu lalu. Data ini dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja AS masih cukup ketat sehingga akan mempengaruhi inflasi.
Pergerakan rupiah pekan ini banyak dipengaruhi oleh sentimen eksternal menyusul pekan yang sibuk dengan pertemuan tiga bank sentral utama dunia pekan ini. Bank sentral AS The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin sebelumnya pada hari Kamis, menandakan sikap dovish. Hal itu kemudian mendorong rupiah yang tinggi turun ke Rp 14.900 kemarin, setelah beberapa hari nyaris kembali ke level Rp 15.000 per dolar AS.